Info Seputar Pekanbaru dan sekitarnya

Saturday 4 June 2011

Menikmati Danau Toba dari Pulau Samosir

Keindahan Danau Toba tak akan pernah habis diperbincangkan orang. Dipandang dari sudut mana pun — baik dari Parapat, Tongging, maupun dari Pulau Samosir — danau ini sama indahnya. Kali ini saya akan mengajak Anda menyusuri Danau Toba dari dalam, yaitu dari Pulau Samosir.


Pemandangan Danau Toba dari udara. Kredit foto: Tempo/Arie Basuki

Dari Medan ke Danau Toba


Rute paling umum yang ditempuh wisawatan adalah melalui kota Parapat, yang berada di pinggir Danau Toba. Dari Medan, kota ini dapat dijangkau dalam lima jam perjalanan darat, melewati kota Pematang Siantar.

Bila hendak menggunakan kendaraan umum, Anda dapat menumpang bus atau L-300 di Terminal Amplas Medan. Saran saya, pilihlah bus besar sebab perjalanan yang panjang dan cukup berliku.

Di sepanjang perjalanan, terutama bila sudah dekat Parapat, pemandangan indah Danau Toba dapat mulai Anda nikmati di sisi kanan jalan. Selamat datang di Parapat, gerbang menuju keindahan Pulau Samosir!

Pulau Samosir


Pulau seluas kira-kira 630 km persegi yang terletak di tengah Danau Toba ini dapat dicapai lewat dua pelabuhan: Ajibata dan Balige. Sebagai pelabuhan yang lebih besar, Ajibata menyediakan alat transportasi berupa feri yang dapat mengangkut mobil, truk dan kendaraan bermotor lainnya.

Hanya dengan merogoh kocek sekitar Rp 3 ribu, Anda dapat menyeberang ke Tomok di Samosir dalam waktu sekitar 40 menit. Bila ingin menikmati pemandangan, ambillah tempat di dek bagian atas feri. Ketika terlihat anak-anak berenang di sekitar kapal, lemparkanlah uang koin, maka mereka akan berenang berebutan mengambilnya.

Bila tidak membawa kendaraan, Anda dapat langsung menyeberang dari Parapat menuju penginapan yang telah dipesan. Perjalanan dengan perahu motor ini lebih cepat daripada feri, dan langsung mengantar Anda ke tempat tujuan. Biayanya Rp 5 ribu per orang, tetapi mungkin lebih bila ternyata tidak banyak penumpang di dalam perahu tersebut.


Danau Toba dan penginapan yang ada di pinggir danau. Kredit foto: Olenka Priyadarsani.

Tomok dan Tuktuk


Tomok merupakan desa pelabuhan yang menjadi tempat transit kendaraan dari Pulau Sumatra. Tempat ini ramai dengan pasar tradisional dan warung-warung. Di Tomok terdapat objek wisata yaitu Makam Raja Sidabutar. Bila Anda berjalan sekitar 45 menit dari Tomok, Anda akan tiba di Tuktuk, pusat wisatawan di Pulau Samosir. Ada angkutan umum apabila Anda tidak ingin berjalan di bawah terik matahari.

Sebagai pusat pariwisata di Samosir, Tuktuk menyediakan berbagai fasilitas, antara lain akomodasi, restoran, toko-toko, penyewaan sepeda dan sepeda motor, toko suvenir, agen perjalanan, juga beberapa bar.

Beberapa penginapan yang dapat dipilih antara lain Hotel Carolina, salah satu yang terbesar serta paling terkenal di Samosir. Yang lainnya adalah Tabo Cottages, yang terkenal akan masakan vegetariannya serta roti dan kue buatan sendiri.

Makam-makam raja Batak Toba yang cukup terawat di Pulau Samosir. Kredit foto: Olenka Priyadarsani.

Bila Anda menginginkan kenyamanan dan suasana tenang, mungkin Horas Family House merupakan pilihan yang tepat. Selain itu, ada pula Hotel Silintong, Thyesza, Toledo Inn dan dan Samosir Cottages. Untuk satu malam, dana yang Anda keluarkan tidak akan banyak. Anda hanya akan merogoh kocek sebanyak Rp 100-250 ribu, tergantung fasilitas akomodasi yang dipilih.

Bila Anda memutuskan untuk menginap di Tuktuk, tentu Anda tidak akan menghabiskan waktu di tempat itu saja. Menyewa sepeda dan sepeda motor merupakan pilihan yang tepat untuk menyusuri keindahan Danau Toba dan Pulau Samosir, serta tak ketinggalan budaya Batak Toba. Biaya sewa biasanya berkisar antara Rp 70-80 ribu.

Ambarita, Simanindo, dan  Pangururan


Dalam perjalanan mengelilingi Pulau Samosir, Anda dapat menikmati panorama bukit yang hijau, sawah yang membentang, serta pemandangan danau yang tenang. Semua ini mungkin jarang Anda dapatkan di kota besar tempat Anda tinggal.


Pemandangan sawah di Pulau Samosir. Kredit foto: Olenka Priyadarsani

Selain itu, aktivitas warga desa menjemur gabah dan mengangkut hasil bumi mereka akan menjadi pemandangan yang sangat menarik.

Desa Ambarita bisa ditempuh dengan satu jam berjalan kaki dari Tuktuk, atau sekitar 20 menit dengan perahu. Desa ini menarik karena orang Batak Toba masa lampau masih menganut kanibalisme. Kini yang tersisa hanyalah jejeran kursi batu tempat para tetua mengadakan pertemuan untuk memutuskan nasib musuh yang tertangkap.

Di Simanindo, Anda memiliki kesempatan untuk melihat peninggalan rumah raja yang telah diubah menjadi museum dengan replika desa di sekelilingnya. Di salah satu sudut terdapat juga makam raja-raja Batak Toba yang cukup terawat. Dari tepi Danau Toba di Simanindo, Anda juga dapat melihat sebuah pulau kecil bernama Tao. Bila Anda bersepeda motor, Anda dapat menikmati keindahan Tao dan Danau Toba dari tepi dermaga.

Sementara itu, Pangururan dapat ditempuh selama sekitar 90 menit dengan sepeda motor dari Tuktuk atau Tomok. Objek wisata yang terkenal di Pangururan adalah Aek Rangat atau pemandian air panas yang bersumber dari Gunung Pusuk Buhit. Tempat ini sangat cocok untuk melepas lelah setelah seharian berkeliling Pulau Samosir dan menikmati keindahan Danau Toba. 
sumber :
http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/102-menikmati-danau-toba-dari-pulau-samosir

Situs Warisan Dunia UNESCO

Foto-foto milik UNESCO

Inilah enam Situs Warisan Dunia terbaru menurut UNESCO yang ada di Asia Pasifik.

Australia

Pemerintah Inggris membangun penjara-penjara ini pada akhir abad 18 dan 19. Beberapa situs tersebut mengingatkan Australia pada masa lalu kelam mereka saat banyak orang dari Eropa datang terikat dengan rantai, divonis dengan hukuman 'pemindahan' atas kejahatan seperti pencurian sampai pembunuhan. Dari 11 situs yang terdaftar oleh UNESCO, lima ada di Tasmania, termasuk Port Arthur, yang berfungsi sebagai institusi penghukuman sampai 1877.


Cina

Terletak di Provinsi Henan, Monumen Bersejarah Dengfeng tersebar di sekitar Gunung Song, pusat pemujaan agama Tao. Ada 13 struktur bangunan dan situs kuno, termasuk Kuil Shaolin, tempat lahirnya Buddhisme Zen dan kung fu; Akademi Songyang, salah satu pusat pembelajaran tertua di Cina; dan Kuil Songyue, tempat berdirinya pagoda bata tertua di Cina.


India

Jantar Mantar di Jaipur adalah observatorium bersejarah terbesar dan tertua yang ada di India. Keseluruhan bangunan ini terbuat dari batu lokal dan marmer. Dibangun pada awal 1700 oleh Maharaja Jai Singh II, peralatan di situs ini mengukur dan memprediksi peristiwa-peristiwa astronomi dengan ketepatan luar biasa. Yang paling menarik adalah Samrat Yantra, jam matahari setinggi 27 meter (masih akurat sampai dua detik) dan dua cekungan yang memungkinkan pengamat mengikuti pergerakan bulan.

Korea Selatan



Desa Hahoe dan Yangdong, keduanya di Provinsi Gyeongsang Utara, terpilih sebagai perwakilan utama budaya klan bersejarah di Korea. Rumah-rumah para kaum aristokrat yang terjaga dengan baik dan tertata, ruang belajar, dan akademi-akademi mencerminkan budaya Konfusius dari Dinasti Joseon; keindahan gunung-gunung yang mengelilinginya, padang rumput dan sungai yang menginspirasi banyak ode oleh para penyair dari abad 17 dan 18. Tradisi tarian topeng masih hidup sampai sekarang sejak 500 tahun lalu.
 

Sri Lanka

Terletak 2500 mdpl, kawasan Dataran Tengah terpilih sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO ke-delapan dari Sri Lanka karena nilai ekologisnya. Daerah pegunungan itu, yang meliputi tiga kawasan lindung, memiliki ekosistem unik. Pohon-pohonnya yang melingkar dan 'cebol' berbeda dari ketinggian pepohonan di hutan dataran rendah di sekitarnya. Hutan pegunungan ini menyimpan kekayaan flora dan fauna, termasuk mamalia yang nyaris punah, seperti langur (monyet kecil) berwajah ungu, loris Dataran Horton, dan leopard Sri Lanka.

Vietnam

Dibangun oleh Dinasti Ly pada abad 11, Benteng Kekaisaran Thang Long adalah pusat pemerintahan Vietnam selama 800 tahun. Benteng ini kemudian dibangun ulang oleh dinasti-dinasti penerusnya, dan diambil alih oleh Prancis pada 1888 yang kemudian menambahkan banyak bangunan pra-kolonial. Pada 2002, saat penggalian untuk pembangunan gedung parlemen yang baru, ditemukan 11 fondasi istana, sekitar 4 meter di bawah permukaan tanah, sisa-sisa pengadilan Dinasti Ly. Penggalian situs arkeologis yang masih terus berlanjut ini diprediksi sebagai yang terbesar di sejarah Asia Tenggara.
sumber :
http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/58-situs-warisan-dunia-unesco-terbaru

Sambutan Selamat Datang dari Suku Asli di India



Suku Bishnoi di Rajasthan mengenakan pakaian warna-warni, menjalani kehidupan yang berwarna pula.

Para penduduk desa Bishnoi di sebelah barat Rajasthan punya cara unik dalam menyambut tamu. Demi kesopanan, mereka akan mempersilakan Anda mencicipi opium.

Anda akan lebih sungkan menolak setelah melihat ritual rumit yang dilakukan oleh komunitas terisolasi ini untuk membuat adonan opium.

Ketika saya datang ke sana, tuan rumah menghancurkan bola kecil opium kering dalam sebuah mangkuk tembaga. Perlahan, ia menambahkan air, tetes demi tetes. Setelah menyaringnya beberapa kali, adonan bernama “amal” ini lalu dituang ke tangan saya yang sudah menengadah.

Tidak seperti yang saya bayangkan, rasanya cair, pahit dan tidak ada pengaruhnya apa-apa.

Meski begitu, apa yang mereka lakukan adalah bentuk keramahan luar biasa.

Opium dan pelestarian

Ritual pembuatan minuman opium yang disiapkan untuk para tamu kampung.Ritual pembuatan minuman opium ini dilakukan bagi para pengunjung yang datang ke desa. Meski secara resmi opium dilarang di India, tetapi masih tersedia berkat suku pencinta lingkungan ini. Dari suku Bishoi yang pemberani inilah, istilah “tree-hugger” (pemeluk pohon) berasal.

Pada 1730, ratusan orang dari suku Bishnoi siap mengorbankan
nyawa mereka dengan memeluk pohon demi mencegah penebangan. Orang-orang ini kemudian dihukum pancung. Tapi saat Maharaja Jodhpur mendengar cerita pengorbanan suku Bishnoi, ia memerintahkan para penebang untuk memotong pohon (dan kepala orang) di kawasan ini.

Sampai hari ini, orang Bishnoi terkenal dengan dedikasinya pada penyelamatan lingkungan. Otoritas pemerintah pun pura-pura tidak tahu akan penggunaan opium suku Bishnoi untuk ritual keagamaan.

Dalam perjalanan sejauh 40 km menuju tenggara Jodhpur itu, pemandu saya menjelaskan bagaimana besan suku Bishnoi menikmati minum teh bersama. Pada hari pernikahan, ayah mempelai wanita menawarkan opium campur air ke ayah mempelai pria. Tiga kali ditawarkan, tiga kali pula air opium itu diminum dari tangan. Selanjutnya, ayah mempelai pria akan melakukan hal yang sama untuk ayah mempelai wanita.

Sebenarnya ini adalah ritual perkenalan saat orang asing datang berkunjung. Namun, mereka menghormati tata krama dan kebiasaan dari orang asing yang berkunjung dengan membolehkan air opium diminum dari tangan si turis sendiri.

Kadang-kadang bubuk saffron (kuma-kuma) dipakai sebagai pengganti opium.

Berakar dari agama

Selain air opium, mereka yang bertamu ke desa ini juga akan disuguhi hidangan tradisional, yaitu roti dan kari.Kata “Bishnoi” yang berarti 29 — merujuk pada 20 prinsip agama Hindu dan sembilan prinsip Muslim yang dijunjung
kelompok etnis ini — menghasilkan serangkaian perintah yang intinya berhubungan dengan perlindungan lingkungan.

Kaum Bishnoi sangat menghormati kijang dan sapi karena mereka percaya dua mahluk ini adalah nenek moyang mereka. Maka itu, kijang dan sapi mereka lindungi dari pemburu. Kaum ibu di sini bahkan siap memberi ASI pada kijang yang tak beribu. Kaum Bishnoi juga tidak pernah makan daging.

Kayu yang akan mereka pakai untuk memasak akan dilempar tiga kali ke tanah, hanya untuk memastikan tidak ada lagi serangga yang tersembunyi di dalam kayu saat dibakar.

Mereka pun menyaring air dua kali sebelum memasaknya,
untuk menghindari adanya serangga-serangga kecil.

Tapi yang paling mengejutkan dari kehidupan suku Bishnoi (kini sudah tak berlaku lagi) adalah sistem  pejantan.

Sambil menikmati hidangan pasca-opium — kari labu, cabai dan chapati gandum — saya diberi tahu bahwa sampai 50 tahun lalu, pria paling tampan di kampung akan disarankan untuk tidur dengan sebanyak mungkin wanita yang belum menikah, selama sepuluh tahun.

Pejantan ini kemudian dipancung, atau setidaknya, dikucilkan seumur hidup. Sistem ini kini sudah dilarang — meski mereka juga bilang hal yang sama tentang opium di sini.

Sistem ini kini sudah dilarang — meski mereka juga bilang hal yang sama tentang opium di sini.

Mencapai Jodhpur


Jodhpur bisa dicapai dari Delhi dengan penerbangan selama satu jam atau 10 jam kereta malam. Sajjan Singh, pemilik penginapan Surya Kunj (www.mahindrahomestays.com), bisa mengatur kunjungan Anda ke komunitas Bishnoi. 
 
sumber :
http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/118-sambutan-selamat-datang-dari-suku-asli-di-india

Situ Patengan, Danau di Tengah Kebun Teh

Siapa bilang berlibur harus pergi jauh dan mengeluarkan uang banyak? Saya sangat yakin bahwa esensi berlibur adalah keluar dari rutinitas sehari-hari yang menjemukan dan melakukan sesuatu yang lain. Jadi Anda bisa berlibur di mana saja: berkeliling dunia atau suatu tempat yang tak terlalu jauh dari rumah.

Situ Patengan (atau Patenggang) di Ciwidey, Bandung Selatan, dapat dijadikan salah satu pilihan destinasi akhir pekan bagi Anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Jaraknya, 185 km dari Jakarta melalui tol Cipularang.


Suasana di Situ Patengan. Foto: Olenka Priyadarsani

Terletak di ketinggian sekitar 1600 m di atas permukaan laut, danau ini dikelilingi kebun teh Rancabali. Anda tidak hanya dapat menyaksikan danau yang tenang, tapi juga menikmati hijaunya kebun teh dengan topografi memesona.

Nama danau ini berasal dari kata pateang-teangan yang berarti saling mencari. Alkisah, dahulu kala dua insan manusia bernama Ki Santang jatuh cinta kepada Dewi Rengganis yang sangat cantik. Setelah berpisah sekian lama, mereka bertemu kembali di daerah yang kini disebut Batu Cinta.

Ketika berkunjung ke sana baru-baru ini, saya benar-benar takjub dengan pemandangan di sana. Saya tak menyangka Situ Patengan ternyata seindah itu — sebab tempat ini tidaklah seterkenal objek wisata lain di sekitar Bandung.

Untuk memasuki lokasi danau, Anda harus membayar tiket masuk Rp 6 ribu per orang dan Rp 11.500 per mobil. Tidak terlalu mahal bukan?

Dari gerbang tiket menuju lokasi danau, Anda akan melalui jalan yang membelah kebun teh. Pemandangannya sungguh luar biasa. Sebuah danau membentang di tengah hamparan kebun teh dan di tengah-tengah danau, terdapat sebuah pulau kecil.

Jika ingin mengunjungi Batu Cinta (tempat Ki Santang bertemu Dewi Rengganis), Anda dan rombongan bisa menggunakan perahu dayung dengan ongkos Rp 130 ribu pp — yang bisa ditawar hingga setengah harga.

Perjalanan ke lokasi Batu Cinta membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Di lokasi ini, Anda dapat mendaki bukit di belakangnya, memasuki kebun teh dan mengambil gambar di situ. Ada pula sebuah tempat yang lebih tinggi dari sekelilingnya, sehingga Anda bisa leluasa mengambil gambar sekeliling danau.

Waktu terbaik untuk datang ke Situ Patengan adalah pagi hari, saat langit masih berwarna biru bersih. Perpaduan biru langit dan hijau kebun teh menghasilkan pemandangan yang tak terlupakan.

Jadi, berlibur tidak mesti pergi jauh dan mahal, bukan? 

Lima Gunung Api yang Wajib Dikunjungi

Gunung Bromo, Indonesia


Untuk aksi vulkanik dan pemandangan yang menakjubkan, Gunung Bromo di Jawa Timur tidak punya lawan sepadan. Gunung setinggi 2329 m di atas permukaan laut ini selalu mengeluarkan asap belerang dan kadang tertutup kabut lebat. Keindahan yang sangat layak untuk diabadikan.



Gunung Bromo adalah gunung “termuda” dari kompleks gunung api Tengger yang luas dan berumur 820 ribu tahun. Dari Gunung Bromo, pengunjung bisa melihat puncak tertinggi di Jawa, yaitu Gunung Semeru, yang aktif mengeluarkan asap dalam jumlah besar tiap 20 menit.

Gunung Bromo memang relatif mudah dicapai (bisa dengan 45 menit berjalan kaki atau menaiki jip dari desa terdekat, Cemoro Lawang). Tapi kondisinya tidak selalu aman. Dua turis meninggal karena terkena ledakan batu pada 2004.

Gunung Hallasan, Korea Selatan

Gunung Hallasan, puncak tertinggi di Korea (1950 mdpl), termasuk dalam kelompok gunung api Jejudo.

Ada sekitar 4 ribu jenis hewan dan 1800 tumbuhan yang menjadikan Hallasan sebagai habitat mereka. Lihat juga danau kawah Baekrokkdam di puncak. Baekrokkdam atau “Danau Seratus Rusa” yang indah mengilhami cerita rakyat tentang peri-peri yang turun dari langit untuk bermain dengan rusa putih. Banyak turis yang mengunjungi Hallasan pada musim semi untuk melihat mekarnya bunga azalea di pegunungan.

Gunung ini juga cukup mudah didaki. Jalur sepanjang 10 km dapat selesai Anda jalani dalam sehari.

Gunung Aso, Jepang

Kaldera terbesar di dunia ini (lebarnya 24 km) memiliki kuil pemujaannya sendiri. Gunung Aso adalah penanda Jepang yang paling terkenal dan penghasil uang untuk prefektur Kumamoto di Kyushu, Jepang.

Atraksi utama di Gunung Aso adalah danau kawah berwarna biru muda yang beruap di Gunung Nakadake. Kereta gantung akan mengangkut turis menuju puncak gunung api, dan di sana ada kompleks yang penuh dengan kios oleh-oleh serta jajanan. Di pinggir kawah juga ada semacam trotoar yang tertata rapi. Di Aso, Anda juga akan menemukan sekumpulan tempat pemandian air panas.

Gunung Pinatubo, Filipina

Gunung Pinatubo tidak sekadar “pulih” dari bencana ledakan besar pada 1991, tapi kini juga menjadi sumber pemasukan untuk lokasi utama olahraga ekstrem.

Pada 1991, Gunung Pinatubo mengeluarkan ledakan vulkanik terbesar kedua dunia dalam 100 tahun terakhir. Ledakan itu menyebabkan suhu dunia turun 17,27 derajat Celsius dan korban tewas mencapai 800 orang. Kerugian financial ditaksir sekitar $ 250 juta.

Dua dekade kemudian, kota-kota di sekitar Gunung Pinatubo hidup dari sektor pariwisata karena ledakan legendaris tersebut.

Anda bisa melakukan pendakian ekstrem di Angeles City serta paket-paket berkendara di antara aliran lahar Pinatubo, yang bentuknya berupa kolam lumpur raksasa berisi materi vulkanis. Ada juga kegiatan terjun payung dan tur udara seharga $ 55 per orang.

Gunung Fuji, Jepang

Tidak mungkin menulis tentang gunung api utama di Asia tanpa memasukkan Gunung Fuji dalam daftar. Gunung Fuji atau Fuji-san adalah gunung tertinggi di Jepang dan ikon nasional atas keindahan pemandangan dan ketinggiannya (3776 m).

Selain menjadi tempat paling utama untuk berfoto dan memamerkannya ke teman-teman atau keluarga di rumah, Gunung Fuji adalah lokasi olahraga ekstrem bagi pencari adrenalin. Setiap musim panas, sekitar 200 ribu orang mendaki gunung ini. Waktu yang mereka butuhkan antara 4-8 jam. Ada juga “sekolah” dan pusat paragliding di area parkir stasiun Gotemba kelima.

Pengunjung bisa saja tidak beruntung datang ke Gunung Fuji saat berawan. Sebagai gantinya, Anda bisa mengunjungi Hakone yang permai di timur Gunung Fuji, serta Lima Danau Fuji, di utara gunung api
sumber :
http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/102-menikmati-danau-toba-dari-pulau-samosir

Popular Posts

infopekanbarucity. Powered by Blogger.

Pengunjung